Sebagai Loyalis Trump, Mel Gibson Mendapatkan Pemulihan Hak Atas Kepemilikan Senjata
Ditunjuk sebagai satu diantara “Duta Khusus Hollywood”, rupanya menjadikan Mel Gibson semakin erat berkolega dengan Trump. Dengan dalih menyelamatkan eksistensi industri film Hollywood. Trump telah mengangkat Mel Gibson, Sylvester Stallone, dan Jon Voight menjadi utusan khusus Hollywood. Selebihnya sebelum menginjak 100 hari kerja, Trump juga memberikan perlakuan khusus untul Mel Gibson.
Aktor kawakan Hollywood tersebut, berpeluang mendapatkan kembali hak atas kepemilikan senjata. Pasca hampir datu dekade, ia dituduh atas kekerasan dalam ruamh tangga. Sehingga hasil persidangan mencabut hak atas kepemilikan senjatanya.

Saat Trump terpilih menjadi presiden Amerika Serikat. Keberuntungan kembali berpihak pada Mel Gibson. Pengacara pribadi Trump, memecat Liz Oyer satu diantara pejabat Departemen Kehakiman Amerika Serikat. Liz Oyer memang gigih menentang pemulihan hak atas kepemilikan senjata Mel Gibson. Tentunya pemecatan Liz Oyer, merupakan bentuk politisasi Trump.
Secara progresif Trump menyingkirkan non-partisipan, dengan mengangkat loyalisnya guna melancarkan kepentingan. Sebaliknya Trump juga memberikan janji politik, atas persahabtannya dengan Mel Gibson. Tidak dapat dipungkiri, hak preogratif presiden memang menjadi resep untuk memulihkan demokrasi. Ironisnya preogratif menjadi senjata ampuh, bagi presiden untuk memuluskan kepentingan pribadinya. Lantas apakah fenomena ini juga acap kali terjadi di negeri ini ?
