Hingga Trump mengancam platform X, akan diblokir pemerintah United State, dengan alasan “Keamanan Nasional”
Tidak ada hubungan yang selalu mesrah dalam (ber)politik. Lima menit bermusuhan, lima tahun berkawan. Ataupun sebaliknya. Menjadi oposisi Donald Trump, bagi Elon Musk memang sebuah pilihan berat. Tentunya ada perhitungan yang sangat matang dibalik keputusannya itu. Musk memiliki kelebihan, cerdas dan sangat kaya.
Desus kabar burung benih – benih pertikaian Trump – Musk terdengar dari Gedung Putih. Diluar prediksi, peta politik negeri paman sam berubah, romansa Trump – Musk menjadi prahara. Tesla didepak, selebihnya subsidi Space-X akan ditangguhkan oleh Trump. Kecaman Trump ini, berawal dari perseteruan dengan Musk, pekan awal bulan ini. Kedua belah pihak seakan saling mengancam dan mengolok. Platform X menjadi arenanya.
Sebaliknya, sebagai Kepala DOGE (Department of Government Efficiency), Musk justru diluar kendali Trump. Kebijakan fiskal Trump dikritik tajam oleh Musk. Usulan One Big Beautiful Bill Act, yang membuat Musk akan menyebrang menjadi oposisi. One Big Beautiful Bill (OBBB), merupakan rencana undang – undang yang dikenal sebagai inisiatif Donald Trump (seperti Omnibus Law). Bisa jadi karena OBBB, gurita bisnis Musk akan terkena dampak seirus.
Maka dari itu, Musk sangat serius menjadi oposisi. Ia meninggalkan DOGE. Musk juga menyerukan untuk pemakzulan Trump. Mendirikan partai politik baru “America Party”, sebagai kavaleri penyerbu partai petahana. Musk terus berpegang teguh dengan prinsipnya. Meskipun respon Trump akan memutus nadi bisnisnya.
Tidak dapat dipungkiri, membentuk kabinet solid memang susah. Apalagi jajaran kabinetnya dipenuhi menteri yang pintar. Hal yang lumrah, orang pintar selalu kuat mempertanahakn prinsip. Tidak sedikit pula menteri di republik ini pintar dan nurut. Sebut saja Sri Mulyani, atau Amran Sulaiman. Ataupun Mahfud MD dalam Kabinet Persatuan Nasional dan Kabinet Kerja (sebelum nyawapres). Semoga fenomena Trump – Musk tidak menular di negeri ini. Optimis tetap dikencangkan. Sebab tidak ada sosok menteri dalam Kabinet Merah Putih, yang sangat superior seperti Elon Musk.
