Kopi Gajah, Bir Gajah, Sepak Bola Gajah, Dan Parpol Gajah
Ganesha, sosok dewa berkepala gajah. Selalu dicerminkan sebagai medium pengetahuan, kecerdasan, dan kebijaksanaan. Sehingga ganesha menjadi nama populer, bayi laki-laki yang kelak menjadi sosok penghalang balak (nasib buruk). Adapun nama ganesha juga dijadikan nama brand lembaga bimbingan belajar. Tentunya ganesha memiliki relevansi dengan jenis binatang herbivora terberat yang hidup di darat di planet ini.
Iya, gajah. Gajah merupakan hewan yang kerap disimbolkan sebagai kekuatan. Kuat akan tenaganya, daya ingatnya, hingga solidaritas menjaga kelompoknya. Gajah juga termasuk hewan penyayang. Terlihat jelas, bahwa interaksinya bermuatan positif dengan binatang lain ataupun manusia. Sehingga keramahan gajah, terkadang dijadikan komoditas dalam aksi sirkus ataupun pertunjukan di kebun binatang.
Di Indonesia, “gajah” acap kali digunakan sebagai simbol atau nama produk. Seperti Gajah Duduk, Gajah Oling, ataupun Gajah Mungkur. Adapun Kopi Gajah, produk kopi suchet yang berbahan dari biji kopi yang bercampur hasil metabolisme gajah (seperti kopi luwak). Selebihnya ada juga bir gajah, merupakan hasil fragmentasi dari kopi tersebut. Sehingga dalam mencapai kesuksesan dari sebuah kelompok atau perusahaan, pemilihan nama atau logo “gajah” memiliki sisi magis yang identik dengan kuat dan solid.
Gajah juga mulai ditarik dalam gelanggang politik. Partai politik super tbk (katanya sangat terbukaaa). Partai Solidaritas Indonesia PSI, bermanuver secara luwes dan tangguh dalam berkiprah untuk 2029. Melakukan tranformasi logo, dari bunga mawar menjadi gajah. Seekor gajah berkepala merah dan berbadan hitam. Di Indonesia, banyak jenis hewan yang menjadi logo partai politik tertentu. Misalnya garuda dan banteng. Kemunculan gajah, digadang-gadang akan menjadi musuh terbesar banteng. Toh, tidak memungkinkan gajah bergelut dengan garuda. Kekuatan gajah berpuluh kali lipat dengan banteng. Asumsinya seekor gajah, memiliki lawan yang sepadan dengan sepuluh ekor banteng.
Dengan hadirnya partai gajah (PSI). Menjadi objek yang gurih bagi pundit atau pengamat politik, dalam melontarkan prediksi pemilu mendatang. Garuda akan menjadi navigator, gajah memiliki tugas sebagai panglima tempur di darat. Banteng yang seketika kuat menjaga kandangnya. Akan merasa was was, jika gajah berhasil menduduki lumbung suaranya. Jauh sebelum gajah yang akan ditarungkan dengan banteng. Narasi publik dicanangkan, dengan pertempuran celeng dan banteng. Celeng berupaya mengobrak-abrik kandang banteng. Nyatanya belum maksimal, mungkin dari segi postur banteng lebih kuat dan besar. Walaupun belum maksimal, beberapa kandang banteng berhasil disusupi celeng.
Saat ini gajah mulai bergerak dengan hati-hati dan penuh perhitungan. Berharap nasib gajah dalam berpolitik, tidak seperti pada sepak bola. Ada istilah “sepak bola gajah”, yang menafsirkan sebuah pertandingan bola. Dalam pertandingan tersebut, kedua tim saling memperbanyak gol bunuh diri. Konotasinya setiap pemain, diasumsikan seperti seekor gajah dalam sebuah sirkus. Pawang dapat mengatur keseluruhan gerak gerik gajah. Begitupun bandar judi bola, memiliki kewenangan dalam mengatur jalannya pertandingan.
Dan, akan kah partai yang baru bertransformasi ini, akan mengikuti kesuksesannya seperti partai gajah di negeri Paman Sam ?.
Seketika pikiran terhadap nasib gajah lenyap. Dikala mendengar kabar duka. Ozzy Osbourne meninggal. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un, doa terbaik untuk alamarhum.
