PBB Terbentuk Dari Puing – Puing Peperangan, Prabowo Telah Mengingatkannya
Kurang lebihnya 19 menit, durasi Prabowo berpidato di Sidang Majelis Umum PBB ke-80. Solidaritas, keadlian global, pembangunan lingkungan berkelanjutan, hingga rekeonsiliasi Palestina dan Israel. Menjadi landasan nilai yang tertuang dalam pidato bertajuk “Seruan Indonesia Untuk Harapan”. Prabowo mendapat urutan ke-3. Setelah dibuka oleh Lula, presiden negeri samba. Dilanjutkan dengan Trump, presiden 45 – 47 negeri paman sam.
Dalam rana geopolitik, Prabowo sangat memahami bagaimana hubungan Lula-Trump. Dalam pidatonya, Trump sempat menyinggung BRICS. Walaupun hanya tersampaikan secara implisit. Memang Lula ingin membawa Brazil, sebagai negara Amerika Latin yang ingin lepas dari intervensi Amerika Serikat.
Saat Prabowo berpidato, ia mengembalikan esensi tujuan Siang Majelis Umum PBB. Bukan saling menyindir, bahkan memuat unsur sarkasme. Prabowo memulainya dengan penuh penghormatan, dan menekankan pentinganya persaudaraan universal. Para pemimpin yang hadir mewakili seluruh umat manusia. Tertegun menyaksikan serta menyimak setiap kata yang diucapkan Prabowo.
Dalam momen pidatonya yang berapi – api dan penuh semangat. Tangan Prabowo sempat berkali – kali terlihat menghentakkan meja mimbar. Beberapa kali juga gemuruh tepuk tangan terdengar dari petinggi dan delagasi di General Assembly Hall. Pidato Prabowo memang sangat terstruktur dan sistematis. Selain pertanyaan sikap Indonesia untuk kemerdekaan Palestina. Begitupun menjamin keselamatan serta keamanan Israel.
Seakan pidato Prabowo menghanyutkan jiwa Kebajikan para petinggi yang hadir. Bahwasannya perdamaian bukan hanya sekedar harapan. Melainkan perjuangan yang harus dijaga dari warisan pendahulu. Dari tindakan Prabowo menghentakkan tangan di meja mimbar kita belajar. Itu bukan hanya sebatas spontanitas. Prabowo mengingatkan, presistensi kepemimpinan harus diimbangi dengan sikap humanisme untuk mencapai solidaritas.
Standing ovation dari petinggi yang hadir, mengiringi akhir pidato Prabowo. Hal ini menjadi bukti optimisme Prabowo, bahwa bangsa Indonesia masih konsisten merawat pesan apa yang dipidatokan Sukarno pada sidang Umum PBB ke-15. General Assembly Hall terdengar riuh tepuk tangan. Diluar sana gegap gempita New York Times Square berlangsung seperti sediakala.
