Dikejutkan oleh puluhan grup band dan musisi, membatalkan tampil di Pestapora 2025. Bukan karena kesalahan teknis kebutuhan performa, ataupun layanan guest star dibalik panggung yang buruk. Tetapi atas dasar kemanusiaan, menjadi alasan fundamental dibatalkannya penampilan beberapa musisi dan band. Keterlibatan PT Freeport Indonesia sebagai satu diantara sponsor Pestapora 2025. Membawa dampak serius, bagi manajemen event musik terbesar di Tanah Air dekade ini.
Korporasi ekstraktif terhadap ekosistem, budaya, dan sosial masyarakat Papua tersebut. Menyentil idelisme sejumlah musisi, menolak tampil pada Pestapora 2025. Gelombang penolakan tampil, terjadi pada hari ke-2 berlangsungya event tersebut. Ada yang mengambil sikap mengundurkan diri dari line-up. Ada yang melakukan aksi di atas panggung, hanya untuk menghormati penggemarnya. Ada pula yang tetap performa, akan tetapi upahnya disumbangkan ke organisasi konservasi alam.
Dibalik banyaknya aksi penolakan tampil. Pestapora juga menyajikan momen unik terjadi pada hari pembuka. Penonton yang hadir tidak perlu khawatir mencari Masjid untuk melaksanakaan sholat Jum’at. Pestapora memfasilitasi hal tersebut. Rohma Irama, menjadi imam sekaligus khatibnya. Ini menjadi diferensiasi value dalam event ini. Jauh sebelum waktu menujukan memulainya sholat Jum’at. Penonton yang hadir, telah diingatkan mengambil wudhu bagi yang akan melaksanakan sholat Jum’at. Ini menjadi fenomena yang unik, pelaksanaan Sholat Jum’at di venue event. Dengan jumlah jamaah yang sangat banyak.
Namun saat berlangsungnya parade “Tembaga ikut Berpestapora” dengan mencatutkan logo PT Freeport Indonesia. Menjadi pemicu gelombang penolakan tampil oleh puluhan musisi dan grup band. Parade tersebut digelar pada hari pembuka dalam arena event. Tentunya badai kritik dan aksi kolektif yang menolak afiliasi tersebut. Membuat tim manajemen Pestapora, memutus secara langsung keterlibatan PT Freeport Indonesia. Sehingga berlangsungnya hari kedua hingga penutupan. Afiliasi PT Freeport Indonesia tidak berlaku lagi dengan Pestapora 2025. Langkah ini dinilai sangat berani, dan mendapatkan apresiasi dari para musisi yang memiliki idealisme serupa.